kenang-kenangan


 saat aku ingin berlari
yang ada hanya sepi
saat aku ingin berdiri
yang ada hanya lirih
bisu….
diamkan saja aku…
sampai goresan hati terbuka kembalibiarkan saja aku!!!
hingga luka lama terbuka kembali
hentikan….
tolong..
jangan sakiti aku lagi…
demi ku, kamu, dan dia…..
Lirihku semoga jadi doa
Tangisanku semoga jadi sesal
Nafasku semoga jadi tasbih
Tatapanku semoga jadi rahmat
Perkenankanlah Ya Rabb…
Harapanku semoga jadi kenyataan
Resahku semoga jadi jawaban
Deritaku semoga jadi kesabaran
Pelitaku semoga jadi impian
Kabulkanlah Ya Rabb…
Doa di dalam sujud dan ruku
T’lah menghadirkan cahaya
Melaksanakan kepingan sisa harapan
Tuk meraih ampunanMu … Ya Rabb
 Apakah kamu percaya persahabatan itu ada?
Bagaimana persahabatan itu ada?
Sebuah kebutuhan ataukah takdir kamu bisa menjadi sahabatku?

Kenapa pergi?
Kenapa mengkhianati persahabatan qta?
Tidak cukupkah dengan jarak qta yang semakin jauh?

Kenapa harus melukaiku sedalam ini?
Bukankah kamu yang membuatku percaya?


 Atau mungkin kamu sudah lupa dengan semua kalimat indah yang pernah terucap?
Ya.. kamu pernah mengatakan qta sahabat walau apapun keadaan qta…
Sahabatku maafkan aku atas semua kekuranganku
Maaf aku pernah marah pada mu..

Mungkin sudah seharusnya aku menerima takdirku..
Bahwa aku ternyata bukan sahabatmu
Dan mungkin tidak cukup baik untuk singgah dihidupmu..
 selalu hadir dalam kehidupan kita
baik itu senang atau susah
tak perlu berkata ia pasti mendengar
semua cerita akan tercampur dengan bumbu kisahnya

menegur kala kita salah mengambil langkah
menyokong kala kita mengangkat satu keputusan
bertanggung jawab walau tak ikut menyebabkan
meniupkan hawa kedamaian kala kita terbalut dalam emosi

dan…
selalu seperti itu hingga takdir memisahkan
 berbuih kasih dlm panas mengadu
bertebaran sayang layaknya teman
menguak rasa hati sedalam lautan
lirikan mata yg terpadu
ohh… tuhan…
getaranku sudah beda
tak layak seakan teman
dia tak mengerti yg ku rasa
menyambut bunga bagai indah jagat raya
terpukau tp terlarang
menyiksa krn tak kan teromong
menanam jua dewasa
bagai kucing takut lautan
pengecut dlm bimbang
terhalang
takut hilang persahabatan


Kulihat awan seputih bunga melati
Kesana kemari dilangit luas
Andai saja aku bisa menggapainya
Agar aku bisa melihatmu
Akan kuraih bila aku dapat
Akankah aku bisa menggapainya
Aku akan berusaha sekuat mungkin
Aku tergugu
Gejolak rindu seolah membeku
Rembulan yang tinggal separuh
Mengintip dari celah jendela kamarku
Dia pun terlihat agak sendu
Meski tetap tersenyum merayu
Seolah dia tahu gundahku

Oh rembulan
Tahukah engkau diujung langit mana dia terbang
Tak satupun nampak jejak juga bayang
Masihkah rindu ini harus ku genggam
Hingga sampai saat itu menjelang

Aku mencintainya sepenuh hati
Amat merinduinya meski telah pergi

Ku hanya ingin bertatap
Walau hanya sekejap
Namun itu takkan mungkin terjadi
Tidakkah seharusnya rasa ini telah mati
Dan sirna dari hati ini
Namun dia tetap bertahta di palung sanubari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar